Fasilitas Inklusif Sendai
π 4 Maret 2024 | β Kamila Putridifa
Apa yang pertama kali terlintas di kepala saat mendengar kata "Jepang"? Kimono? Kastil? Mungkin ada berbagai hal yang terbayang tentang Jepang. Namun, apakah kamu pernah membayangkan tentang keramahan fasilitas umum di Jepang terhadap kaum disabilitas? Artikel kali ini akan membahas tentang fasilitas inklusif di Jepang, terutama Sendai, sebagai bentuk usaha kota dalam menunjang aksesibilitas fasilitas umum.
Tenji Block
Pertama-tama, pernahkah kalian melihat jalur kecil dengan tonjolan seperti roti saat berjalan di trotoar? Jalur tersebut bukan hanya dekoratif, melainkan diciptakan khusus untuk membantu mereka yang memiliki gangguan penglihatan. Jalur tersebut dapat memberikan penanda bahwa ada belokan di depan, jalan lurus, tangga, dan lain-lain.
Jalur bertekstur tersebut biasa disebut dengan tactile paving atau Tenji block. Dengan berbagai bentuk dan warna yang mencolok, Tenji block di Sendai bukan hanya sekadar alat praktis, tapi juga suatu seni yang membantu menciptakan lingkungan yang ramah terhadap kaum difabel seperti penglihatan lemah (low vision).
Untuk menunjang fungsinya sebagai penunjuk karakteristik jalan, tonjolan pada Tenji block bervariasi. Dua bentuk paling umum pada Tenji block antara lain adalah bentuk memanjang dan bentuk bulat. Tonjolan dengan bentuk memanjang berfungsi sebagai penunjuk arah, misalnya pada jalur jalan lurus, sedangkan tonjolan berbentuk bulat berfungsi sebagai penanda perubahan arah atau ketinggian jalan, misalnya di bawah atau di atas anak tangga.
Pemerintah kota Sendai tampaknya cukup memerhatikan fungsionalitas dan keterbutuhan Tenji block di fasilitas umum. Hal ini terbukti dengan umumnya pengaplikasian Tenji block di tempat umum misalnya stasiun kereta bawah tanah atau di trotoar yang cukup lebar. Salah satunya bentuk pengaplikasiannya dapat dilihat di stasiun kereta bawah tanah Kawauchi.
Huruf Braille
Sumber ide penemuan Tenji block ini juga cukup umum ditemui di berbagai fasilitas umum Sendai, misalnya lift hingga rambu penunjuk. Sebagaimana Tenji block, huruf Braille juga memanfaatkan perbedaan tekstur sebagai penanda. Perbedaan yang paling mencolok adalah ukurannya, tidak seperti Tenji block yang berukuran cukup besar karena ditujukan untuk tongkat penuntun, huruf Braille jauh lebih kecil karena mengandalkan sentuhan jari.
Rekaman Suara
Inovasi fasilitas ramah penyandang difabel tidak hanya berhenti di situ, beberapa fasilitas seperti lampu penyeberangan jalan juga menyediakan bantuan rekaman suara sebagai penuntun. Salah satunya adalah elevator yang akan memutar rekaman saat elevator berhenti, "γγ’γιγγΎγ" (Pintu akan terbuka).
Tak hanya itu, beberapa lampu penyeberangan juga memiliki opsi untuk memutar rekaman suara atau nada atau secara otomatis memutar panduan suara saat lampu penyeberangan berubah hijau. Salah satu contohnya adalah lampu penyeberangan yang berdiri di jalan menuju kampus Katahira berikut ini.
Fasilitas Pengguna Kursi Roda dan Lansia
Dengan populasi lansia yang mencapai 30% dari total penduduk pada tahun 2021, Jepang tak main-main dalam memberikan kenyamanan bagi mereka yang sudah berusia. Rampa (ramp), elevator dengan pegangan, dan fasilitas lainnya hadir sebagai bukti nyata perhatian terhadap lansia dan pengguna kursi roda. Tak hanya itu, beberapa fasilitas umum lain seperti toilet juga menyediakan fasilitas serupa. Selain pegangan di bilik toilet atau di dekat wastafel, di dalam bilik toilet juga biasanya tersedia alarm darurat untuk memperingati orang di sekitar atau petugas yang bertanggung jawab.
Walaupun memang pengaplikasian fasilitas ramah disabilitas ini belum sempurna atau seratus persen tersedia di penjuru kota, harus diakui bahwa usaha pemerintah kota Sendai dalam mewujudkan kota yang nyaman dengan aksesibilitas tinggi patut diacungi jempol. Selamat untuk langkah-langkah inovatif mereka! Nah, demikian artikel PPI Sendai kali ini, sampai jumpa di artikel berikutnya!